Sunday, May 17, 2009

CRANK : HIGH VOLTAGE BUT LOW RATED


Gue udah nonton film ini 2 minggu lalu tapi baru sempet buat reviewnya neh...maklum....sibuk (padahal proyek sismul aja masi males buat...ckckck). Kenapa gue mau nonton film ini? karena film ini merupakan kelanjutan dari CRANK yang ide nya cukup orisinil dimana Jason Statham yang berperan sebagai Chev Chelios harus melakukan berbagai kegiatan gila untuk memacu denyut jantungnya yang tak boleh melemah setelah diinjeksi oleh racun cina yang sangat berbahaya.

Sebenernya secara logika, Crank tak patut dibuatkan sekuelnya karena Chelios diceritakan mati jatuh dari ketinggian setelah bertarung dengan boss utama, tapi namanya juga bisnis, kalau sukses semustahil apapun akhir cerita film pertama, film kedua pasti akan dibuat dengan cara apapun. 

Ternyata Chelios yang kita kira sudah tergeletak tak bernyawa ternyata masih hidup dan diangkut oleh Mafia Cina, dengan tujuan untuk mengambil alat alat vital di tubuh Chelios untuk dijual di pasar gelap. Jantung Chelios yang sangat FAMOUS itu ternyata sudah dipesan oleh Poon Dong (David Carradine dalam make up yang hampir tak dikenali !!!!), maka diambillah jantung Chelios dan jantungnya diganti dengan jantung buatan yang bekerja dengan tenaga baterai

Chelios secara amazing sadar dan berhasil melumpuhkan musuh-musuhnya meski dengan jantung buatan. Namun baterai dalam jantung itu tak mampu bertahan lama dan satu-satunya cara untuk mempertahankan denyut jantung Chelios adalah dengan menyetrum dirinya sendiri dengan energi listrik tingkat tinggi  atau dengan gesekan tubuh yang intense. Maka dimulailah petualangan liar Chelios mencari jantung aslinya yang mempertemukannnya kembali dengan Eve (Amy Adams), sang pacar yang kembali dipaksa Making Love di tempat umum. Namun pencarian Chelios kembali diganggu oleh mafia latin, kali ini El Huron (Clifton Collins Jr)  ;ah yang menghambatnya. Akankah Chelios berhasil menemukan kembali jantungnya??

Setelah menyaksikan film ini, gue cuma bisa berkata kalau film ini USELESS !!!! . Tidak seharusnya film ini dibuat karena cuma mengulang formula film pertama ditambah dengan adegan sadis yang super banyak serta adegan sex yang lebih wild dan tidak lupa kata kata kasar yang lebih bervariasi. Film yang diharapkan jadi BLOCKBUSTER malah jadi film sampah. Banyak sekali kebolongan disana-sini, contohnya buat apa Chelios dirawat padahal jelas jelas mafia cina itu mau anggota tubuh Chelios nya saja.

Film ini terselamatkan oleh penampilan begajulan Jason Statham yang tetap memberikan penampilan terbaiknya, despite this movie is a big failure . Tapi sayang para cast lainnya tampil asal-asalan dan seadanya. Amy Smart memang tampil berani tapi malah keliatan kayak slut, Bai Ling yang di tahun 90an cukup berkibar juga tampil buruk dengan tubuhnya yang makin kerempeng sementara David Carradine tak diberi porsi yang berarti, padahal kalau dia ditandingkan dengan Jason Statham pasti keren. Yang tampil lumayan cuma Efren Ramirez yang kocak dan Art Hsu yang tangguh. Dan jangan dilupakan pula penampilan Cameo dari Geri Halliwell (eks Spice Girls) yang berperan sebagai Ibu Chelios.

Adegan favorit gue di film ini adalah saat pembukaan film yang kesannya video game banget dan kelucuan penyakit tourette's syndrome yang diderita Efren Ramirez dan Bai Ling (gue ngakak abis,sumpah...hahaha). Sementara worst scene nya adalah saat pertarungan boneka yang lebih mirip pertarungan antar Ultraman melawan monster luar angkasa (ga banget !!!!)

Kegagalan film ini kembali menjadi pelajaran bagi para filmmaker , jangan sekali-kali berani melanjutkan film yang originalnya saja tak begitu bagus..hahahaha

Wednesday, April 29, 2009

X-MEN ORIGINS ; WOLVERINE : The Beginning Of The Immortal Beast


Tak dapat disangkal lagi kalau tokoh Wolverine merupakan tokoh dalam X-Men yang paling menonjol dan digemari oleh khalayak luas. Kemampuan bertarungnya yang mumpuni dan gayanya yang cool serta cuek itulah yang menjadi alasan. Setelah sukses dengan 3 buah film X-Men, para produser merasa ingin meneruskan franchise ini namun sepertinya penonton sudah agak jenuh dengan kemunculan karakter-karakter di film X-Men yang sudah terlalu banyaksehingga seperti terlihat di film X-Men : The Last Stand, dimana banyak tokoh-tokoh baru yang karakternya tak tergali dengan baik dan hanya terkesan numpang lewat saja.

Dengan pertimbangan kepopulerannya, akhirnya tokoh Wolverine lah yang dibuatkan film terlebih dahulu. Film dimulai pada akhir abad 19, saat James dan Viktor yang nantinya akan menjadi Wolverine dan Sabretooth yang ternyata adalah kakak beradik , melarikan diri dari kejaran massa yang ingin membunuh mereka karena James tak sengaja membunuh ayahnya sendiri dengan cakar yang keluar dari kedua tangannya. Kemudian mereka berdua yang sudah dewasa namun tak pernah menua (they're mutant,remember?) ikut berjuang dalam beberapa perang besar (perang saudara di Amerika, perang dunia, perang vietnam,dll).

Namun lama kelamaan Viktor (Liev Schreiber) semakin memperlihatkan nafsu kejinya (mungkin karena pengaruh peperangan) sehingga merepotkan James (Hugh Jackman). Namun karena mereka tidak bisa mati, akhirnya mereka berdua direkrut oleh Colonel William Stryker (Danny Huston) ke dalam team elite yang terdiri dari mutant-mutant super, ada Wade (Ryan Reynolds) yang mempunyai sabetan pedang secepat kilat namun tak bisa diam, Dukes (Kevin Durand) yang nantinya akan menjadi The Blob, John (Will.I.Am) yang berkemampuan seperti Nightcrawler, Bradley (Dominic Monaghan) yang bisa mengontrol benda mati dengan pikirannya, dan Zero (Daniel Henney) yang punya kemampuan menembak sangat cepat.

Namun James tidak betah berada dalam kelompok ini karena ternyata mereka direkrut oleh Stryker semata untuk kepentingannya sendiri. Akhrinya James meninggalkan tim dan membuat Viktor kesal padanya. 6 tahun berlalu dan James sudah hidup tenang di Kanada dan mempunyai pekerjaan sebagai penebang kayu (Illegal logging kah?hahahha), ia pun hidup bahagia bersama istrinya Kayla (Lynn Collins). Tetapi tiba-tiba ia didatangi kembali oleh Stryker yang semakin menua, Stryker memperingatkan bahwa keselamatan James dalam bahaya setelah Wade dan Bradley tewas dibunuh. 

Ternyata yang membunuh mereka adalah Viktor yang menjadi semakin keji dan menjadi-jadi, sampai akhirnya Viktor menyambangi kediaman James dan membunuh Kayla. James yang ingin membalas dendam berhasil menemui Viktor namun kalah kuat. Di saat itulah datang Stryker yang menawarkan kekuatan super pada James. Disulut dengan amarah yang memuncak akhirnya James mau seluruh tubuhnya disuntikkan Adamantium, sehingga ia menjadi kebal terhadap apapun dan mampu menyembuhkan lukanya sendiri serta tak lupa cakar nya pun menjadi cakar logam adamantium.

James yang telah berganti nama menjadi Wolverine segera mencari keberadaan Viktor, melalui kawan lamanya John dan Duke, Wolverine mengetahui bahwa Viktor berada di sebuah pulau rahasia yang dikelola oleh Stryker (spoiler-spoiler...hehehehe). Tapi karena lokasi yang sangat dirahasiakan, Wolverine kesulitan menemukan tempat itu dan memerlukan bantuan dari Remy Le Beau alias Gambit (Taylor Kitsch) yang mampu mencharge energi ke dalam benda mati. Seperti tipikal film action biasanya, mereka bertarung terlebih dahulu, setelah puas bertarung, mereka berdua pun menuju pulau itu untuk membasmi Viktor sekaligus Stryker yang punya rencana yang membahayakan kelangsungan hidup para mutant....

Secara overall film ini lebih baik daripada film terakhir X-Men karena film ini lebih terfokus ke 1 karakter saja yaitu si empunya judul film (Wolverine maksudnya gan.....hehehe) dengan kemunculan beberapa karakter menarik seperti Viktor, Zero, Deadpool, serta Stryker yang untungnya bisa diarahkan dengan baik oleh Gavin Hood (filmmaker yang membuat Tsotsi). Kemudian adegan action dalam film ini juga bisa dibilang lebih banyak daripada X-men dan lebih oke tentunya. Gavin yang baru pertama kali membuat film blockbuster tidak terlihat gugup,malahan ia dengan fasih mengarahkan adegan klimaks antara Wolverine,Viktor, dan Weapon XI yang menurut gue merupakan adegan paling menghibur di film ini.

Penampilan Hugh Jackman yang sudah melekat dengan tokoh Wolverine terlihat nyaman sekali, kita sebagai penonton pasti akan merasa janggal jika Wolverine tak diperankan olehnya, namun hal ini bisa menjadi bumerang baginya juga karena bermain di film apapun ia akan tetap diingat sebagai Wolverine (seperti Pierce Brosnan dan James Bondnya). Liev Schreiber juga tampil baik dan lebih beremosi sebagai Viktor 'Sabretooth' Creed, Liev yang sudah malang melintang di dunia film namun tetap tak bisa mencapai ketenaran tentu berharap film ini akan mengangkat namanya. Danny Huston yang sudah biasa berperan antagonis kembali tampil mengesalkan dan egois pada film ini. Aktor lain yang cukup menonjol adalah Ryan Reynolds yang sayang cuma tampil sebentar, Daniel Henney,aktor korea yang mencoba peruntungan di Hollywood serta pendatang baru Taylor Kitsch. Jangan lupakan pula kemunculan beberapa tokoh penting di film X-Men di film ini seperti Cyclops,Toad,Storm,Serta Professor X.

Di balik kelebihan yang dimiliki oleh film ini,pasti juga terdapat kekurangannya (buset dah....kata-kata gue udah kayak lagi pidato di balai desa aja...hehehe), menurut gue, film ini punya terlalu banyak cliche film action, seperti tokoh jagoan yang sepanjang film mengejar pembunuh istrinya dan masih banyak lagi deh...tonton sendiri aja....lumayan lah buat menghibur kekalahan gue dari UTS yang sucks abis....

Monday, April 13, 2009

BLINDNESS : What Would You Do If You're The Last People That Can See?


Sebenarnya film ini mempunyai materi yang mumpuni untuk menjadi Box Office, dari Cast nya yang bertabur aktor watak Hollywood (Julianne Moore,Mark Ruffalo, Danny Glover, Gael Garcia Bernal, Alice Braga, & Sandra Oh), kemudian sutradara Fernando Meirelles yang sudah berpengalaman dalam mengarahkan film jempolan macam The Constant Gardener dan City Of God, dan dari segi cerita film ini juga cukup orisinil. Tetapi mungkin karena produser film ini kurang berani menayangkan di major theatre maka jadilah film ini bergerilya dan tak memperoleh hasil yang memuaskan

I bet you all don't even know that this movie exist, don't you? but i do recommend this movie, this movie is great !!!!

Di sebuah negara antah berantah tiba-tiba terjadi gejala yang aneh dan tanpa sebab, gejala itu adalah kebutaan yang langka dan bahkan belum pernah ada di dunia, karena jika biasanya kebutaan terjadi secara perlahan dan seluruh pandangan menjadi gelap, maka pada kasus ini kebutaan terjadi secara tiba-tiba dan seluruh pandangan menjadi terang / putih (what a nice idea). Kebutaan ini lambat laun mewabahi penduduk di negara itu dengan cara penularan yan juga tak diketahui. Pemerintah negara segera mengambil langkah cepat dengan mengkarantina para penderita kebutaan itu.

Doctor(Mark Ruffalo)  adalah seorang dokter mata yang pertama kali menemukan penyakit ini karena seorang asia (Yusuke Iseya) memeriksakan penyakit ini padanya dan keesokan harinya Doctor pun mengalami kebutaan namun tidak dengan istrinya (Julianne Moore). Saat ingin dibawa ke karantina, Sang istri mengaku bahwa matanya juga mengalami kebutaan karena tak ingin jauh jauh dari sang suami. 

Di dalam pengkarantinaan itu pertama hanya ada beberapa orang saja, namun seiring dengan penyebaran penyakit yang semakin cepat, semakin banyak orang yang tinggal disana. Dan dimulailah kehidupan di dalam karantina yang sangat menyedihkan itu.Doctor yang terpilih menjadi ketua di Ward 1 (setiap karantina dibagi menjadi 3 ward) menjalankan tugasnya dengan sangat baik karena ia dibantu oleh sang istri yang menjadi satu-satunya orang yang bisa melihat disana. Namun keadaan berubah menjadi kacau saat ketua dari Ward 3 (Gael Garcia Bernal) mulai mengambil alih pendistribusian makanan dengan tindak kekerasan.

Ketua ward 3 yang seluruh anggotanya lelaki ini meminta perhiasan dan harta berharga lainnya kepada ward lain agar dapat memperoleh makanan (bedon juga dia...udah jelas semua ga bisa liat....buat apa juga perhiasan), kemudian saat nafsu binatang para lelaki itu muncul, mereka meminta dipuaskan oleh wanita di tiap ward dengan ganti memberikan ward tersebut jatah makanan (bejat banget dahhh). Doctor's wife yang ajaibnya masih bisa melihat pun tidak tahan lagi dengan tingkah laku mereka dan melancarkan pembalasan yang nantinya akan memunculkan peperangan dalam karantina tersebut.

Julianne Moore berhasil menanggung beban berat yang diberikan padanya di film ini, sebagai tokoh guide yang paling diandalkan di film ini, ia sangat tegar dan kuat dalam menghadapi cobaan-cobaan, dedikasi dan rasa cinta terhadap suaminya pun sangat besar sehingga ia rela ikut masuk ke karantina. kharismanya yang sempat hilang beberapa tahun terakhir (terakhir ia bermain bagus sebagai single mother di film tahun 2004, The Forgotten) akhirnya kembali lagi, Mark Ruffalo bermain cukup bagus sebagai pemimpin yang juga seorang peragu sementara Gael Garcia Bernal sukses berperan sebagai penjahat yang sangat dibenci. Penampilan Danny Glover dan Alice Braga juga cukup menyegarkan meski mendapat peran yang tak begitu penting.

Fernando Meirelles cukup cerdik dengan mengecilkan ruang lingkup film, jadi meski film ini bertema disaster namun jatuhnya tidak seperti The Day After Tomorrow atau Knowing yang lebih cenderung ke global disaster. Jadi film ini bisa dibilang Mini Disaster. Dengan menghadirkan ketegangan serta konflik di dalam ruang tertutup itu Meireles mampu membuat kita merasa hadir dalam karantina tersebut dan ikut merasakan penderitaan mereka dan saat mereka berhasil keluar dari karantina tersebut, Meireles juga berhasil menciptakan suasana kota yang kacau balau karena penuh dengan orang buta. Bisa dibilang Meireles semakin berkembang di film ini. Gue tidak bosen pada film ini meski durasinya 2 jam

Namun ada 1 hal yang benar-benar mengganggu gue, saat adegan pemerkosaan masal. Kenapa Doctor's Wife yang bisa melihat tidak melawan saja ?? (mana ada orang bego yang mau diperkaos sama orang buta) benar benar sebuah adegan yang tak perlu dan ridiculous. But overall, this movie is worth to watch before your sight goes white too

Thursday, April 9, 2009

KNOWING : The End Is The New Beginning


Sudah cukup banyak film yang menceritakan tentang the end of the world, kebanyakan lebih menekankan pada unsur actionnya macam Armageddon(1998), The Core(2003), & The Day After Tomorrow(2004)  dan War Of The Worlds(2006),bahkan Arnold The Governor pernah mencegah iblis yang akan mengakhiri dunia di End Of Days(1999) tetapi Mimi Leder pernah membuat Deep Impact(1998) yang lebih drama dan kurang porsi actionnya.Film ini menurut gue lebih mirip dengan Deep Impact namun Alex Proyas dengan brilliant memasukkan unsur suspense sehingga film ini terkesan menegangkan dan tak tampak seperti film End Of The World lain yang biasanya penuh dengan unsur action dan romantisme.

Cerita diawali dengan dibukanya kapsul waktu pada tahun 2009 di sebuah SD yang berisikan hasil karya anak anak SD tersebut pada tahun 1959. Semua murid SD pada tahun 2009 mendapatkan gambar-gambar yang penuh imaginasi, tapi Caleb (Chandler Canterburry), anak cerdas yang mempunyai kelainan pada pendengarannya malah mendapatkan secarik kertas yang bertuliskan angka-angka yang acak. Ayah Caleb, John Koestler (Nicolas Cage) yang merupakan seorang Profesor di bidang astronomi (atau semacam bidang itulah) melihat kertas itu dan menemukan kejanggalan pada kertas itu.

Setelah semalaman melakukan penyelidikan terhadap angka-angka tersebut,ia mendapati bahwa angka-angka di dalam kertas itu menunjukkan tanggal dan lokasi di mana sebuah bencana besar akan terjadi serta jumlah korbannya selama 50 tahun terakhir!!!!, John yang mencoba mengemukakan teorinya kepada temannya yang sesama profesor menemui jalan buntu dan akhirnya ia mendatangi lokasi yang menurut kertas itu akan terjadi bencana besar berikutnya dan ternyata sebuah pesawat jatuh di lokasi tersebut dan memakan banyak korban jiwa.

John yang mulai paranoid semakin paranoid saat tahu bahwa anaknya suka didatangi oleh kawanan berbaju hitam yang suka berbisik dalam pikiran Caleb dan selalu membawa batu hitam dalam berbagai pemunculannya (kayak Ponari aja bawa batu celup kemana-mana,hahahaha). Kemudian John memutuskan mencari Lucinda Embry, orang yang telah menulis ramalan itu pada tahun 1959. 

Sayang,Lucinda sudah meninggal beberapa tahun lalu, namun John beruntung karena Lucinda ternyata punya seorang anak bernama Diana Wayland (Rose Byrne) yang sudah menjadi single parent dari Abby (Lara Robinson) yang juga suka mendapat bisikan aneh seperti Caleb. Mereka kemudian bersama-sama mencoba mencari rahasia yang disimpan oleh Lucinda dan menemukan bahwa bencana terakhir yang akan terjadi adalah bencana besar yang akan membunuh semua orang. Akankah John berhasil menghentikan bencana tersebut??

Knowing is not the typical of save the world movie, there's more in this movie such as the suspense and the bond between father and son. Alex Proyas ,sutradara yang suka membuat film bertemakan kesuraman (The Crow,Dark City,& I,Robot)berhasil menggelapkan karakter Will Smith dalam I,Robot kali ini berhasil menyulap Nicolas Cage yang biasanya bermain datar menjadi seorang ayah yang sangat emosional, tak ada lagi jiwa detektif (2 film National Treasure) yang sempat muncul saat ia memerankan pembunuh bayaran di Bangkok Dangerous (it's really annoying). Proyas juga berhasil menanamkan suspense yang sangat pekat ke dalam film ini, adegan disaster digarap dengan sangat apik dan sempurna. Ia pun mampu membuat seram penonton saat para pembisik muncul (two thumbs up for Proyas)

Gue sebenarnya kurang suka sama Nic Cage, menurut gue dia kurang pas bermain dalam film action apapun, dia lebih cocok bermain di film drama berbobot macam Adaptation,Leaving Las Vegas,dll karena dia itu bisa akting. Namun di film ini gue sejenak bisa meredakan kebencian gue terhadap Nic Cage & His Bad Hairstyle yang ga pernah berubah di tiap tiap film yang dimainkannya belakangan ini (rambutnya selalu hampir botak dari National Treasure,Next,Bangkok Dangerous sampai film ini). Ia sukses melakukan one man show dalam film ini dan mampu berperan sebagai seorang ayah yang sangat sayang terhadap anaknya dan rela melakukan apa saja demi keselamatan anaknya. Jadi inti dari film ini bukan merupakan penyelamatan dunia tetapi lebih pada penyelamatan kepada orang yang kita cintai di dunia ini.

Gue hampir memberi nilai positif untuk film ini sampai endingnya muncul...ternyata.....watch out for spoiler alert....... Para Pembisik berbaju hitam yang suka mendatangi Lucinda,Abby,dan Caleb adalah Alien yang mencoba memberi tahu tentang kiamat yang tak dapat dihindari lagi melalui kejadian-kejadian tragis yang menimpa dunia selama 50 tahun terakhir dan mereka yang mampu mendengar bisikan itulah yang nantinya akan terpilih untuk memulai kehidupan baru di planet baru

Film ini sebenarnya sangat seram untuk disaksikan karena menurut ramalan suku MAYA pada  tahun 2012 akan terjadi kiamat seperti di film ini, dan film ini pun mengambil suatu ramalan mengenai tahun 2012 sekaligus makna yang dalam bagi para umat manusia yaitu "banyak yang dipanggil tetapi hanya sedikit yang terpilih"

Ini sebenarnya tak ada kaitan dengan film ini, tetapi gue rasa PONARI, dukun cilik dari Jombang itu kan juga punya batu sakti tuh,mungkinkah dia mendapatnya dari kaum alien???? ataukah itu pertanda bahwa akhir dunia semakin dekat??

ONLY GOD KNOWS WHY.........

Wednesday, April 8, 2009

SHINJUKU INCIDENT : The Other Side Of Jackie Chan's Acting Career


Kalau mendengar nama Jackie Chan, yang terlintas di pikiran gue adalah seorang aktor laga legendaris yang selalu rajin berakrobat serta bertarung tanpa menggunakan stuntman dalam masterpiece-masterpiece nya, namun seiring dengan bertambahnya usia Jackie, ia pun mencoba merubah imagenya dengan mengurangi adegan laga dan memperbanyak porsi drama dalam filmnya.

Jackie mencoba melakukan hal itu di Rob-B-Hood yang lebih merupakan sebuah komedi keluarga, namun karena permintaan para produser Hollywood untuk kembali ke Jackie yang aslinya makan Jackie pun kembali berduet bersama Chris Tucker di Rush Hour 3 dan The Forbidden Kingdom yang tidak begitu bagus menurut gue.  

Di film yang diproduseri oleh dirinya sendiri  ini akhirnya Jackie membuktikan ucapannya dengan meninggalkan trademarknya yang sudah puluhan tahun menghibur para penonton dan mencoba berganti kulit menjadi aktor watak seperti Chow Yun Fat atau Andy Lau (Dugaan gue dia berani untuk melakukan hal ini karena tak ada tekanan dari bos-bos besar Hollywood secara film ini baru release di USA sekitar September tahun ini)

Film yang disutradarai Derek Yee ini diawali dengan munculnya banyak imigran Cina di pantai Jepang, kemudian layar beralih ke Steelhead (Jackie Chan) yang juga merupakan imigran Cina yang pergi ke Jepang dengan tujuan untuk mencari kekasihnya,Xiu-Xiu (Xu Jing Lei) yang tak terdengar lagi kabarnya. Di Jepang, Steelhead bertahan hidup dengan sesama imigran seperti AJie (Daniel Wu), Little Tai (Ken Lo), dll (kebanyakan merupakan bintang veteran yang juga kerabat dari Jackie Chan) dengan cara menjadi buruh kasar.

Kehidupan imigran Cina di Jepang sangatlah menderita, selain miskin mereka juga suka dikejar pihak yang berwajib dan berurusan dengan Mafia Jepang yang sangat sadis dan tanpa kompromi. Melihat ketidakadilan tersebut Steelhead mulai membangun mental sesam imigran dan menjalin hubungan dengan mafia Jepang yang nantinya akan membahayakan dirinya.

Film ini tak dapat diceritakan dengan lengkap karena terdapat banyak intrik di dalamnya yang lebih baik ditonton sendiri saja daripada diceritakan disini. Sebagai gambaran saja, menyaksikan film ini mengingatkan gue kepada film film gangster Andy Lau dan Ekin Cheng yang bertebaran di tahun 90an, tetapi setting dipindah ke Jepang dan lebih mengulik kehidupan mafia Jepang lebih dalam yang hampir tak berani diusik oleh kepolisian

Jackie Chan berhasil tampil apa adanya meski gua sangat merindukan adegan-adegan actionnya yang kocak dan jenaka. Perubahan yang dilakukannya cukup bagus dengan melakukan adegan menangis,sex,serta tidak banyak tersenyum. Namun yang paling berhasil dalam memaksimalkan kemampuan aktingnya adalah Daniel Wu yang sangat baik memerankan tokoh Ajie yang pengecut kemudian berubah menjadi tokoh yang cuek setelah kejadian tragis yang menimpanya.

Di deretan aktor jepang, penampilan Naoko Takenaka sebagai kepala polisi yang bersimpati kepada Steelhead cukup baik, begitu juga Masaya Kato yang berperan sebagai Eguchi, partner in crime Steelhead. Namun yang cukup mengagetkan adalah munculnya Yasuaki Kurata (yang di film ini tidak beradegan action) dan Hiroyuki Sanada (yang tak begitu menonjol di film ini).Sementara untuk pemanis film dipakailah Fan Bing Bing yang cantik dan Xu Jing Lei yang berwajah ayu tetapi keduanya berakting biasa saja dan pengkarakterisasian mereka tak digali lebih dalam lagi

Derek Yee yang baru pertama kali  bekerja sama dengan Jackie Chan sudah terbiasa mengarahkan film gangster seperti ini (ex : Protege nya Andy Lau ) sehingga menurut gue ia cukup berhasil menampilkan kehidupan imigran cina di Jepang beserta mafia Jepangnya dan segala detailnya serta memutar otak penonton dengan rentetan adegannya yang penuh dengan kekerasan serta kesadisan (that's what gangster movie is all about). Dengan durasi yang cukup lama, moviegoers sejati yang mengutamakan isi film dan acting para aktornya pasti terhibur namun jika penonton menunggu aksi berbahaya Jackie Chan sepertinya harus agak kecewa karena di film ini Jackie diceritakan tak bisa bertarung namun mempunyai otak yang cemerlang dan keberanian yang berlapis

Saturday, April 4, 2009

FAST & FURIOUS : All Gang's Here


Setelah Tokyo Drift gagal menjadi Box Office, produser franchise The Fast & The Furious segera belajar dari kesalahan mereka yang tak menggunakan pemain bintang dalam film yang bersetting di Tokyo itu dan langsung menghubungi Paul Walker yang sudah lama tak bermain di film mainstream (terakhir ia tampil tidak menonjol di Flags Of Our Father nya Clint Eastwood) & Vin Diesel yang terakhir tampil buruk di Babylon A.D untuk menyelamatkan Franchise sekaligus mengembalikan modal besar yang dikeluarkan produser saat menggarap Tokyo Drift.Gue rasa karena mereka berdua memang sedang butuh film yang bisa mengangkat kembali popularitas mereka,maka tanpa pikir panjang mereka kembali bersatu di film ini, Jordana Brewster dan Michelle Rodriguez pun kembali ke jajaran pemain (bisa dibilang mereka kembali bergabung karena faktor comebacknya Paul dan Vin Diesel).

Film diawali dengan adegan Dominic Toretto (Vin Diesel) & Letty (Michelle Rodriguez) beserta Han (Sung Kang,yang juga tampil di Tokyo Drift)  berusaha merampok truk gandeng yang bermuatan emas hitam dengan cara yang spektakuler dan sulit dibayangkan. Bagi yang melewatkan adegan pembukaan ini maka pasti akan menyesal coz this is the best scene of the movie

Singkat kata,Dom dkk berhasil merampok emas hitam tersebut dan membuatnya semakin dicari FBI. Karena takut membahayakan keselamatan Letty dan Mia (Jordana Brewster),adik Dom, maka Dom pun menyingkir ke Panama. Namun Dom segera kembali ke L.A saat mengetahui kalau Letty tewas karena kecelakaan mobil. Saat ia bersama Mia mendatangi crime scene, Dom merasa ada keanehan di Crime Scene dan memutuskan untuk menyelidiki kematian istri yang sangat dicintainya.

On the FBI side, there's Brian O'Connor (Paul Walker), mantan teman Dom dan ex Boyfriend Mia yang sedang mengusut kasus penyelundupan cocaine dari Amerika Tengah ke Amerika Utara. Penyelidikannya ternyata berujung sama dengan penyelidikan Dom. Meski Dom tidak mempercayai Brian lagi yang dulu menipunya (Brian mengaku sebagai pembalap jalanan padahal dia hanya menyamar di The Fast & The Furious original), mereka terpaksa harus bekerja sama untuk mengungkap bisnis ilegal besar-besaran yang belakangan diketahui merupakan ulah dari Braga (John Ortiz),kartel mafia besar yang kejam dan juga dalang dibalik tewasnya Letty

Setelah menyaksikan opening scene yang sangat "wah" dan adegan kejar-kejaran antara Brian dan seorang thug, gue mengharapkan bakal ada adegan yang lebih keren lagi, tapi nyatanya tidak ada adegan yang membuat gue terkagum-kagum lagi. Adegan klimaks di terowongan menurut gue terlalu gelap dan membingungkan (I don't know who is chasing who) dan ada beberapa adegan di pertengahan film yang agak boring but overall Justin Lin's directing skill is improving after failed to direct Tokyo Drift in a better way

Vin Diesel yang selalu cool tampil semakin sangar dan gahar dengan tubuh yang semakin besar namun tetap lincah, sedangkan Paul Walker semakin keren meski tetap dengan perilaku Bad Boy nya.Menyaksikan mereka berdua kembali berpartner benar-benar sebuah kesenangan tersendiri bagi gua karena Fast & Furious franchise memang sudah di cap punya mereka berdua bukan Tyrese Gibson ataupun Lucas Black Jordana Brewster tampil feminim padahal gue berharap dia bisa jadi dangerous tough girl namun porsinya di film ini agak sedikit berkurang dibandingkan sebelumnya. Yang paling kasihan itu Michelle Rodriguez yang sukses memukau penonton dalam breathtaking opening scene tapi dimatikan begitu saja. Dua tokoh baru yang muncul di film ini adalah Braga yang dimainkan dengan culas oleh John Ortiz dan Gisele yang diperankan oleh Supermodel keturunan Yahudi yang sangat sexy bernama Gal Gadot

Meski cerita di film ini terkesan klise (it's all about revenge and revenge) namun tampaknya para produser sudah belajar dari kegagalan Tokyo Drift dengan lebih memperkaya script sehingga film yang menurut gue punya adegan car chase yang oke-oke ini tidak kosong melompong. Tapi kenapa para produser tidak bisa memilih judul yang lebih layak daripada hanya FAST & FURIOUS, tanpa ada embel embel lagi malah.....tentunya akan sangat ambigu dengan film pertamanya (THE FAST & THE FURIOUS)

Harus diakui,mobil-mobil yang dipamerkan di film ini sangat keren dan teknologi GPS nya pun sangat mumpuni namun Banyak sekali adegan nonsense di film ini dan yang paling konyol ada adegan sabung ayam pula....hahahhaa..intinya tidak usah terlalu banyak mikir dah....just enjoy the ride amigos....vaya con dios....

Friday, March 27, 2009

DRAGON BALL EVOLUTION : SUCCESFULLY RUIN MY CHILDHOOD MOMENTS


Semua orang di Indonesia yang seumuran dengan gue pasti pernah membaca komik Dragon Ball Z pada waktu kecil (gue aja punya komiknya lengkap...hehehe). Komik karangan Akira Toriyama ini entah kenapa punya suatu hal yang membuat semua orang ingin terus mengetahui kelanjutan kisah SonGoku dan kawan-kawannya mencari 7 bola naga.

Sedari awal film ini sudah dikisahkan secara melenceng dan tidak sesuai dengan komiknya, SonGoku (Justin Chatwin dalam penampilan yang sangat cool) yang beranjak remaja merupakan remaja SMA yang kuper (loh,emanknya SonGoku pernah sekolah??) dan menyimpan perasaan kepada ChiChi (Jamie Chung). Namun di balik kekuperannya itu dia punya kekuatan super hasil ajaran kakeknya, SonGohan (Randall Duk Kim)

Di sisi lain diceritakan juga kemunculan Iblis jahat,Piccolo (James Masters) yang sedang mencari 7 buah Dragon Ball yang niscaya mampu mengabulkan satu permintaan pengumpulnya (gue sendiri masih bingung apa yang akan diminta oleh Piccolo, entah kekekalan atau kekuasaan). Dengan bantuan anak buahnya, Mai (Eriko Tamura), Piccolo berhasil melacak keberadaan Dragon Ball ke 4 yang dimiliki oleh SonGohan.

Tanpa banyak perlawanan,Gohan mati di tangan Piccolo.Sebelum mati,Gohan berpesan kepada Goku untuk mencari Master Roshi (Chow Yun Fat). Dalam perjalanan mencari Master Roshi, Goku bertemu Bulma (Emmy Rossum) dan Yamcha (Joon Park) yang turut membantunya membalaskan dendam kakeknya serta mencari bola naga juga.Dalam perjalanan itulah Goku menemukan jati dirinya serta cintanya

Plot yang sangat membosankan ini bisa dikembangkan menjadi sangat menarik oleh Akira Toriyama di komiknya, tapi sayang film ini tak dapat melakukan hal yang sama. Dangkalnya plot film ini ditambah dengan kurang mulusnya adaptasi dari komik ke layar lebar (sangat sulit menikmati 13 Komik dirapatkan menjadi film yang tak sampai 2 jam) membuat film ini terlihat membosankan meski special effect dalam film ini lumayan bagus.

James Wong yang dahulu berhasil mencekam penonton di Final Destination dan menghibur pecinta Jet Li dalam The One tak berhasil menciptakan suasana komikal dalam film ini,alih alih dia malah menambahkan suasana futuristik yang menurut gue tidak perlu. Kemudian dalam hal perpindahan adegan juga banyak sekali adegan yang dipaksa atau dirapatkan.

Jadi satu adegan belum selesai sudah muncul adegan lainnya,Sang Sutradara terkesan buru buru ingin menyelesaikan film ini,sebagai contoh, adegan Tenka Ichi Budokai yang menjadi primadona di komik hanya ditampilkan sekilas di film ini(huh......). 

Dari koreografi actionnya sama sekali tidak ada yang menonjol, yang paling lumayan hanya adegan pembuka antara Goku dan Gohan yang cukup mengundang decak kagum penonton,selebihnya benar-benar standard,bahkan adegan klimaks film ini benar benar basi, diselesaikan secepat mungkin, musuh yang diceritakan sangat kuat berhasil dikalahkan Goku yang masih remaja dengan sekali kamehame(cuihhhhhh)

Dan kelemahan yang paling menonjol dalam film ini adalah tak adanya pendalaman karakter, setiap tokoh diperkenalkan secara elegan (kemunculan ChiChi yang seksi atau Kelucuan Master Roshi) namun setelah itu tokoh tersebut tak dikembangkan dan malah muncul tokoh-tokoh lain yang tak dikembangkan juga karakternya.

Okelah, Justin Chatwin tampil sangat cool tapi dia benar-benar tidak mirip SonGoku dalam komik yang diceritakan slengean waktu remajanya, Emmy Rossum dan Jamie Chung menjadi penyegar dalam filmi ini,kostum yang dipakai mereka benar benar menjual 'aset' mereka (wkwkwkwk).Yang patut diberi pujian adalah Chow Yun Fat sebagai Master Roshi yang kocak, walaupun ia belum mampu melepaskan kesan serius yang biasa dimainkannya,tetapi dia sudah mencoba untuk menjadi kocak. Yang kurang adalah kemesumannya yang tak banyak muncul (maklumlah film ini ratingnya cuma PG). Aktor dan aktris lainnya terkesan hanya sebagai tempelan saja, tak ada yang mengena di hati.

Secara overall, Dragon Ball Evolution sebaiknya tidak dibuat sekuelnya lagi karena akan merusak masa kecil orang banyak, lagipula rating film ini yang PG (Parental Guidance) dirasa kurang pas, jarang sekali film action dengan rating PG mampu merajai Box Office kecuali film kartun ya.

Click to view my Personality Profile page

polls